Minggu, 13 Januari 2013

Bromo, Ternyata Masih Mempesona

Gerbang Taman Nasional Bromo Tengger
Jalan-jalan
Oleh Cah Ngabmoj

Pada tanggal  1 Januari 2013 kemarin alhamdulillah kami sekeluarga berkesempatan berpetualang ke gunung Bromo.  Gunung dengan ketinggian  2.392 meter ini berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung ini termasuk gunung berapi yang masih aktif, dimana sekitar bulan Oktober 2012 lalu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi, Bencana Geologi dalam situsnya, menaikkan status Gunung Bromo menjadi

Waspada Level II. Untuk perjalanan saat ini kami berangkat dari Probolinggo.  Dari pusat kota Probolinggo berjarak sekitar 45 km menuju ke Desa Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, yang merupakan desa terakhir yang terletak di kaki Gunung Bromo

Rencana ke Gunung Bromo ini memang sudah lama, dan baru berkesampaian sekarang bersama keluarga, walaupun dulu pada tahun 1992 saat masih bujangan memang sudah pernah sekali. Waktu itu berangkat dari Malang lewat Pasuruan tengah malam sekitar jam 1 malam demi mengejar sun rise walaupun karena mendung sehingga tidak kelihatan. Dan untuk kali ini setelah 20 tahun berlalu alhamdulillah Allah masih memberi kesempatan  bersama istri dan kedua putriku berpetualang ke Bromo

Sehari sebelumnya kami menginap semalam di Hotel Ratna yang terletak di Kota Probolinggo, karena pas sampai di Probolinggo sudah jam 9 malam. Sebetulnya banyak penginapan atau hotel yang terletak di Kecamatan Sukapura, namun dari pada berisiko tidak kebagian kamar mengingat malam tahun baru biasanya kamar sudah pada penuh akhirnya kami putuskan menginap di kota. Jam 6 pagi tepat kami baru melanjutkan perjalanan ke Bromo. Kali ini sengaja berangkat pagi dan sudah pasti tidak ketemu sun rise, maklum anak-anak sangat susah untuk diajak berangkat agak malam. Ya tapi jadilah yang penting masih bisa menikmati keindahan Gunung Bromo, dan pemandangan yang tak ternilai sepanjang perjalanan ke puncak. Perjalanan kami tempuh dalam waktu satu jam, dan sekitar pukul 7 pagi kami sampai di desa Ngadisari Kecamatan Sukapura (bila pakai angkutan umum tarifnya Rp. 25.000 per orang dari terminal Probolinggo). Disini tepatnya di pelataran Pendopo Desa Ngadisari mobil kami parkir, dan perjalanan diteruskan dengan menyewa mobil jeep. Hal ini karena disamping jalan yang semakin menanjak/terjal dengan kiri kanan jurang, juga adanya macet yang panjang. Maklum libur tahun baruan. Sebetulnya dari tempat ini tinggal 5 km lagi menuju ke puncak Bromo. Bayar parkir disini Rp. 5.000. Sedangkan sewa mobil jeep Rp. 550.000 pulang pergi untuk menuju ke 4 tujuan wisata, yaitu batu singa, pasir berbisik, padang savana dan terakhir ke puncak Bromo melihat kawah. Tapi kalau cuma sewa menuju puncak Bromo bisa Rp. 250.000 sampai Rp. 300.000.
Tempat Parkir Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura

Sebetulnya kalau tidak pas ramai liburan mobil bisa di parkir di Desa Cemoro Lawang, yang merupakan desa yang berbatasan langsung dengan kaki Gunung Bromo, yang berjarak sekitar 2,5 km dari tempat parkir balai desa Ngadisari tersebut. Dari sini perjalanan diteruskan menuju ke Puncak Bromo dengan ojek Rp. 20.000 sekali jalan atau Rp. 40.000 kalau pulang pergi. Atau bagi yang bepergian pakai motor dan memang punya keahlian dan keberanian bisa langsung sampai di tempat anak tangga. Hal ini karena disamping lewat lautan pasir, tetapi jalannya juga menanjak/terjal. Dan khusus yang mau ke puncak Bromo mobil berhenti ditempat parkir di lautan pasir, dan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki atau naik kuda Rp. 50.000 sekali jalan sampai di tangga.
Pemandangan Menuju Bromo

Tujuan pertama adalah Batu Singa. Entah awal ceritanya seperti apa kok diberi nama batu singa. Mungkin karena bentuknya yang apabila dilihat dari kejauhan seperti seekor singa. 

Batu Singa
Disini kami hanya singgah sebentar, sekedar mengabadikan untuk kenangan saja. Setelah itu dilanjutkan ke tempat yang masyarakat sana menyebutnya "Pasir Berbisik". Disebut demikian menurut cerita bapak sopir jeep yang kami tumpangi karena ditempat tersebut sekitar tahun 2005 an dijadikan tempat shoting sinetron dengan judul yang sama dan di tayangkan di Indosiar. Ya hanya lautan pasir dan beberapa batuan yang sempat kami abadikan juga. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke padang savana yang berjarak sekitar 2 km dari Pasir Berbisik. 
Padang Savana

Berbeda dengan sebelumnya yang merupakan lautan pasir, di tempat ini merupakan hamparan rumput yang sangat luas entah berapa hektar. Hamparan hijau sepuas mata memandang sampai dipegunungan yang juga tampak hijau.  Setelah puas berpose perjalanan dilanjutkan ke tujuan akhir  yaitu  puncak Bromo. Kami berempat naik kuda sampai batas tangga, yang kemudian menaiki anak tanggayang dibuat dari beton tersebut yang entah jumlahnya berapa nggak sempat menghitungnya.  Pengunjungnya begitu padat baik yang mau naik maupun yang mau turun, berdesakan yang ditempuh sekitar 15 menit sampai ke puncak Bromo untuk melihat kawah. Tapi untuk saat ini kawahnya tidak begitu kelihatan karena tertutup asap putih yang keluar dari mulut kawah. Kami kami juga sempat mengunjungi Pura Ponten yang dibangun di areal lautan pasir tersebut. Pura ini setiap tahun dipakai untuk upacara Kasada, yang digelar pada tanggal 14 atau 15 purnama pada bulan Kasada, yang untuk tahun 2013 ini jatuh pada bulan Juni.
Kawah Bromo
Bergaya di Pora Ponten

Di areal wisata Bromo ini banyak juga pedagang yang menjual berbagai souvenir diantaranya menjual bunga edelweis dengan harga bervariasi antara Rp. 15.000 sampai Rp. 25.000. Ada juga yang menjual kaos yang bersablon dengan tulisan atau latar Gunung Bromo, dengan harga Rp. 20.000 per potong.  Penjual  minuman dan dan makanan ringan juga ada.

Sekitar pukul 11 siang, mengingat kabut sudah datang dan kebetulan gerimis, kami kembali turun tangga, dilanjutkan naik kuda, kemudian naik mobil jeep yang sudah menunggu, menuju tempat parkir di Desa Ngadisari, dan pulang. Namun saat pulang ini kami agak sial, karena ada kecelakaan antara truk dan mobil yang menyebabkan macet total, sehingga perjalanan yang waktu berangkat hanya ditempuh satu jam kami tempuh dalam waktu 5 jam untuk sampai ke kota Probolinggo. Yah, yang penting kami sekeluarga sangat puas bisa berkunjung ke Bromo yang ternyata masih mempesona.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar