http://www.kompasiana.com/irb.jbg
Akhir-akhir ini media diramaikan dengan pemberitaan tentang
kelangkaan bawang merah dan bawang putih, sehingga kedua komoditas hortikultura
ini sangat terkenal dan familiar ditelinga kita, sama dengan terkenalnya cerita
“Si Bawang Merah dan Bawang Putih”. Walaupun sekarang harganya sudah mulai
turun namun masih melambung diatas harga normal.
Satu lagi anomali terjadi dinegeri yang tercinta ini, yang
lahannya terkenal subur makmur gemah ripah loh jinawe, bak negeri dongeng,
setelah beberapa bulan sebelumnya kita juga disuguhi berita akan meroketnya
harga kedelai yang merupakan bahan dasar pembuat tahu tempe, makanan favorit
masyarakat kita, sehingga menyebabkan beberapa pengusaha tahu tempe
kelimpungan. Masyarakat juga masih belum lupa ketika harga daging sapi melejit
tinggi beberapa bulan yang lalu, yang menyebabkan masyarakat yang punya usaha
yang berkaitan dengan daging sapi seperti pengusaha bakso, warung nasi dan
sebagainya, dibuat kelabakan karena tidak bisa menyesuaikan akibat kenaikan
harga yang melebihi ambaang batas.
Berita-berita yang disebutkan diatas hanya sedikit kelucuan
yang terjadi dinegeri agraris, yang
mayoritas masyarakatnya bergerak dibidang pertanian ini, justru terjadi
kelangkaan komoditas hortikultura dan produk pertanian lainnya. Lucu, negeri
yang dikaruniai potensi alam yang begitu melimpah, entah karena apa yang salah,
apa yang terjadi seolah ayam mati dilumbung padi. Sungguh ironis. Hampir semua
komoditas-komoditas yang semestinya bisa dihasilnya oleh masyarakat kita, akan
tetapi karena salah kelola, semua diimpor dari negara lain.
Yang paling membuat kita geli dan ketawa sendiri, sampai
sekedar garam saja negeri ini juga harus mendatangkan dari negeri lain. Coba kita bayangkan, negeri kita yang terkenal
dengan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 36.000 pulau, dengan garis
pantai terpanjang diantara negeri-negeri diplanet ini, hanya sekedar mencukupi
kebutuhan garam, yang jika dikelola dengan baik seharusnya bisa menjadi produk
ekspor andalan, justru kita malah kekurangan. Ketika negeri ini mengimpor pesawat F16,
masyarakat mungkin masih bisa memaklumi, bisa
jadi karena tekhnologi bangsa ini belum sampai kesana. Tetapi ketika
negeri ini mengimpor garam, dan mendatangkan kedelai dari Amerika Serikat,
adalah merupakan dagelan yang membuat hati kecil kita ketawa.
Pemimpin-pemimpin negeri ini mungkin malu menjadikan produk
hortikultura menjadi produk unggulan, atau mungkin mereka tidak tahu akan
potensi negeri ini. Mereka lebih sibuk memikirkan urusan parpol dari pada
mengurusi rakyat yang telah memberikan amanah kepadanya untuk memimpin. Mereka
lebih suka memperkaya diri dankroninnya,
karena mereka mengira akan hidup selamanya. Mereka lupa bahwa akan ada
akhirat dan hari pembalasan, dimana setiap manusia akan dimintai pertanggugjawaban
atas apa yang telah diperbuat. Bisa jadi
mereka bisa lolos dari ketika mempertanggungjawabkan di depan DPR/DPRD, tetapi
akankah mereka lolos ketika mempertanggungjawabkanya di akhirat kelak didepan
sang khalik?
Untuk itu ketika negeri ini sedang mencari pemimpin baik di
eksekutif maupun di legislatif, mari ita pilih pemimpin yang benar-benar
amanah, yang bisa membawa negeri ini kedepannya lebih baik.
Semoga...
Tidak ada komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p:
Posting Komentar