Minggu, 17 Maret 2013

Si Bawang Merah dan Bawang Putih Melengkapi Cerita Lucunya Negeriku

Oleh Cah Ngabmoj
http://www.kompasiana.com/irb.jbg




Akhir-akhir ini media diramaikan dengan pemberitaan tentang kelangkaan bawang merah dan bawang putih, sehingga kedua komoditas hortikultura ini sangat terkenal dan familiar ditelinga kita, sama dengan terkenalnya cerita “Si Bawang Merah dan Bawang Putih”. Walaupun sekarang harganya sudah mulai turun namun masih melambung diatas harga normal.
 


Satu lagi anomali terjadi dinegeri yang tercinta ini, yang lahannya terkenal subur makmur gemah ripah loh jinawe, bak negeri dongeng, setelah beberapa bulan sebelumnya kita juga disuguhi berita akan meroketnya harga kedelai yang merupakan bahan dasar pembuat tahu tempe, makanan favorit masyarakat kita, sehingga menyebabkan beberapa pengusaha tahu tempe kelimpungan. Masyarakat juga masih belum lupa ketika harga daging sapi melejit tinggi beberapa bulan yang lalu, yang menyebabkan masyarakat yang punya usaha yang berkaitan dengan daging sapi seperti pengusaha bakso, warung nasi dan sebagainya, dibuat kelabakan karena tidak bisa menyesuaikan akibat kenaikan harga yang melebihi ambaang batas.

Berita-berita yang disebutkan diatas hanya sedikit kelucuan yang terjadi dinegeri agraris, yang  mayoritas masyarakatnya bergerak dibidang pertanian ini, justru terjadi kelangkaan komoditas hortikultura dan produk pertanian lainnya. Lucu, negeri yang dikaruniai potensi alam yang begitu melimpah, entah karena apa yang salah, apa yang terjadi seolah ayam mati dilumbung padi. Sungguh ironis. Hampir semua komoditas-komoditas yang semestinya bisa dihasilnya oleh masyarakat kita, akan tetapi karena salah kelola, semua diimpor dari negara lain.

Yang paling membuat kita geli dan ketawa sendiri, sampai sekedar garam saja negeri ini juga harus mendatangkan dari negeri lain.  Coba kita bayangkan, negeri kita yang terkenal dengan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 36.000 pulau, dengan garis pantai terpanjang diantara negeri-negeri diplanet ini, hanya sekedar mencukupi kebutuhan garam, yang jika dikelola dengan baik seharusnya bisa menjadi produk ekspor andalan, justru kita malah kekurangan.  Ketika negeri ini mengimpor pesawat F16, masyarakat mungkin masih bisa memaklumi, bisa  jadi karena tekhnologi bangsa ini belum sampai kesana. Tetapi ketika negeri ini mengimpor garam, dan mendatangkan kedelai dari Amerika Serikat, adalah merupakan dagelan yang membuat hati kecil kita ketawa.

Pemimpin-pemimpin negeri ini mungkin malu menjadikan produk hortikultura menjadi produk unggulan, atau mungkin mereka tidak tahu akan potensi negeri ini. Mereka lebih sibuk memikirkan urusan parpol dari pada mengurusi rakyat yang telah memberikan amanah kepadanya untuk memimpin. Mereka lebih suka memperkaya diri dankroninnya,  karena mereka mengira akan hidup selamanya. Mereka lupa bahwa akan ada akhirat dan hari pembalasan, dimana setiap manusia akan dimintai pertanggugjawaban atas apa yang telah diperbuat.  Bisa jadi mereka bisa lolos dari ketika mempertanggungjawabkan di depan DPR/DPRD, tetapi akankah mereka lolos ketika mempertanggungjawabkanya di akhirat kelak didepan sang khalik?

Untuk itu ketika negeri ini sedang mencari pemimpin baik di eksekutif maupun di legislatif, mari ita pilih pemimpin yang benar-benar amanah, yang bisa membawa negeri ini kedepannya lebih baik.

Semoga...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar