“Alhamdulillah lebaran kali ini bisa bareng”, “Ya alhamdulilah”, sahut yang lain. Itulah
penggalan kalimat yang saya dengar dari obrolan masyarakat seusai melaksanakan sholat Ied kemarin pagi.
Yah, “lebaraan bareng” memang menjadi sesuatu yang langkah, terutama sejak
reformasi bergulir 1998 yang lalu.
Masyarakat selalu merindukannya, seolah hanya seperti mimpi, yang
terkadang sulit untuk diwujudkan.
Timbul pertanyaan dan harapan mayoritas muslim Indonesia, “Mungkinkah
kebersamaan ini bisa diwujudkan di masa-masa yang akan datang?” Menurut saya jawabnya
ada dua kemungkinan, bisa tidak mungkin dan bisa sangat mungkin.